MITOS GUNUNG SINABUNG
Bagi sebagian warga Karo, Gunung Sinabung rupanya mempunyai mitos tersendiri. Apa saja mitos-mitos di sekitar Gunung Sinabung, Sumatra? Berikut ini dirangkum dari berbagai sumber:Lau Kawar, Danau di kaki Sinabung
Ada berbagai versi berkait dengan kemunculan danau ini.
Versi I: Danau ini ada karena tangisan seorang ibu melihat anaknya Sinabung dan Sibayak terus berkelahi. Versi II: Danau ini merupakan tangisan seorang ibu yang begitu bersedih karena saat anak dan menantunya mengadakan pesta adat, tak sedikit pun mengingatnya.
Versi III: Dulu hidup seorang nenek yang memilih tinggal di puncak Gunung Sinabung, sementara anak, cucu dan keluarganya berdiam di kaki gunung. Suatu ketika, keluarganya mengadakan pesta dan mengutus seorang cucu untuk mengantarkan makanan kepada sang nenek.Namun di tengah perjalanan, cucu yang kelaparan menghabiskan makanan yang dibawanya. Mengetahui hal ini, nenek yang murka lalu menampar dan menyumpahi cucunya. Karena terus menangis, air mata cucu tersebut lama-kelamaan akhirnya membentuk sebuah danau.
Beberapa pantangan di wilayah Sinabung: bersikap dan bicara tidak sopan, berbuat asusila, memotong anjing, atau membuang pembalut wanita ke danau. Kalau dilanggar, maka penunggu danau dan gunung akan marah yang ditandai dengan datangnya badai.
Mitos lain adalah, gunung yang kini sedang bererupsi tersebut disebut warga suka 'beraksi' pada akhir pekan tepatnya hari Sabtu dan Minggu. Hal itu dilontarkan oleh Warga Desa Suka Gungung, Asmara Sembiring, yang sudah tinggal di lereng Sinabung selama puluhan tahun. Dia mengatakan letusan pertama Sinabung terjadi tanggal 28 Agustus 2010 yang jatuh tepat pada hari Sabtu. Pada 2013 September erupsi pertama Sinabung terjadi pada 15 September yang jatuh pada hari Sabtu. Pada titik inilah para warga di sekitaran Gunung Sinabung mengungsi. "Selanjutnya pada 14 Desember 2013 hari Sabtu datang pula hujan Abu disertai lumpur yang mengguyur Desa Kuta Gungung dan Sigarang-garang," sambung Asmara saat ditemui detikcom, Selasa di Desa Kuta Gungung, Selasa (4/2/2014).
Terakhir, lanjut Asmara, Desa Sinabung mengeluarkan awan panas pada Tanggal 1 Februari 2014 Sabtu pagi. Di tanggal tersebut, erupsi Sinabung memakan korban jiwa hingga 15 jiwa. Asmara mengatakan mitos Sinabung yang selalu beraksi pada akhir pekan sudah sangat santer di kalangan masyarakat Karo.
0 komentar:
Posting Komentar
Berbagi Komentarnya....