·
Pada waktu
menabur benih (bibit) di ladang terlupakan menabur sepanjang manusia(kira-kira 1,5 meter) dapat berakibat pemilik ladang atau kaum
keluarganya mendapat bahaya sakit ataupun
bisa meninggal.
·
Tidak baik
jika sedang nambun(menumpahkan padi yang telah di ayan), berbunyi burung elang di udara
ataupun terdengar suara derik-derik padi, sebab menurut
kepercayaan bahwa yang memiliki ladang akan sakit.
·
Pantang jika dalam upacara
"erpangir kulau" "perumah begu jinunjung"
(upacara bercakap-cakap dengan begu jinunjung
dengan perantaraan guru),
terdengar lolongan anjing, kucing berkelahi, debu hitam yang disebabkan asap dapur (tempara)
dan jatuh di atas pangkuan
guru pada saat guru membacakan tabas(mantera) untuk
memanggil begu itu.
·
Pantang jika mengusahakan tanah mati
(tanah yang tak dialiri air).
·
Pantang untuk menginjak, melangkahi ataupun menduduki batu penghulu balang.
·
Pantang jika sedang menanam pisang, bayangan batang pisang itu
mengenai yang menanamnya.
·
Jatuh
ditepian yang berkeramat, kepala terletak sebelah hilir adalah pantang.
·
Pantang, perempuan yang sedang hamil ataupun baru
melahirkan, menghadiri upacara pemakaman orang yang mati bersalin.
·
Pantang jika pada waktu
mulai mengusahakan ladang ada perkakas ladang yang rusak.
·
Pantang mengembangkan
tikar terbalik, karena tikar orang mati
(tempat mayat) dikembangkan terbalik dan juga meletakkkan
pakaian yang tempatnya dikaki arah kepala.
·
Sewaktu menabur padi pantang memakan makan-makanan, karena waktu menjaga
burung, padi itu mungkin dibinasakan
oleh tikus, babi hutan.
·
Ketika memotong padi pantang bernyanyi-nyanyi dan bersiul-siul.
·
Pantang sekali jika kedapatan
ular didalam rumah.
·
Melihat serta mencela tanduk rumah yang sedang dipasang adalah pantang.
·
Didalam perkawinan, pantang jika kaki pengantin tersandung sewaktu berjalan dari tempatnya
biasa menuju ke tempat yang ditentukan, ataupun kepalanya terantuk.
·
Sehari sesudah
pesta perkawinan, pengantin pantang menyeberang sungai dan 4 hari lamanya pantang
meninggalkan tempat tidur.
·
Pantang mengerjakan sesuatu pekerjaan dalam keadaan terbelengkalai.
·
Ada peribahasa orang Batak Karo
yang berbunyi : "mandi pagi-pagi
beruntung, mandi tengah hari rugi,
mandi sore pulang
modal". Oleh karena itu pantang juga
mandi di siang hari.
·
Ketika
senja, pantang anak-anak yang belum berkikir dan perempuan yang sedang hamil berjalan-jalan
dipekarangan rumah untuk menerima cahaya senja hari.
·
Pantang menunjuk benang raja ( benteha ) degan
jari telunjuk.
·
Pantang menggendong tempat enau dengan bahu kiri
dan juga mengatakan "bawa banyak ikan" kepada orang yang akan mengail.
·
Pantang jika mulai bertenun
ternyata benangnya putus.
·
Jika tangan
basah kena ludah pantang menumbuk tepung untuk membuat cimpa.
·
Sedang berkikir
pantang untuk menangkap tangan tukang kikir dan
anak yang belum berkikir pantang berjalan-jalan waktu hujan yang ada sinar mataharinya.
·
Tengah menanak nasi
pantang bernyanyi atau menanggalkan tudung kepala.
·
Sewaktu
makan, pantang kalau tangkai
sendok yang dibuat dari bambu (nasi
ukat) menunjuk seseorang, mengenai orang dengan tangkai
itu, ataupun lampu mati atau
sendok itu dibawa diatas makanan
orang lain yang bakal memakannya.
·
Pantang mengambil barang-barang orang yang menderita kebakaran rumah.
·
Pantang meminta obat kepada
guru pada saat guru itu sedang memegang cangkul, parang atau api
karena obatnya menjadi tidak mujarab.
·
Pantang mempergunakan bibit padi yang dibawa ketika ada
orang meninggal.
·
Mengambil
barang-barang yang diletakkkan ditata
kuburan seperti bendera, kayu, piring, cerek, tempat bunga, gelas,
dipan.
·
Pantang pada waktu malam hari memotong kuku atau rambut ataupun
mendengar anjing melolong.
·
Pantang menyapu sebelum orang selesai
makan dan pantang juga meninggalkan
teman yang belum selesai makan.
·
Merga Ginting
pantang makan kerbau putih, belalang yang besar dan burung
yang kecil (toldik)
·
Merga Tarigan
pantang makan burung bero.
·
Merga Sembiring
pantang makan daging anjing.
·
Marga Sinulingga
pantang makan daun "dengdeng"(sejenis
daun yang bisa diulam).
·
Marga Purba
pantang membunuh ular. Marga Sukatendel pantang makan daging kerbau
putih.
Salam : Kesain
Rumah Derpih
Apabila seseorang memasuki hutan belantara yang dipercaya keramat, pantang sekali menyebut nama
harimau, gajah atau berbicara kasar, niscaya akan datang akibat
yang kurang baik mis: sesat dijalan,
akan datang hujan lebat.
·
Pada waktu
menabur benih (bibit) di ladang terlupakan menabur sepanjang manusia(kira-kira 1,5 meter) dapat berakibat pemilik ladang atau kaum
keluarganya mendapat bahaya sakit ataupun
bisa meninggal.
·
Tidak baik
jika sedang nambun(menumpahkan padi yang telah di ayan), berbunyi burung elang di udara
ataupun terdengar suara derik-derik padi, sebab menurut
kepercayaan bahwa yang memiliki ladang akan sakit.
·
Pantang jika dalam upacara
"erpangir kulau" "perumah begu jinunjung"
(upacara bercakap-cakap dengan begu jinunjung
dengan perantaraan guru),
terdengar lolongan anjing, kucing berkelahi, debu hitam yang disebabkan asap dapur (tempara)
dan jatuh di atas pangkuan
guru pada saat guru membacakan tabas(mantera) untuk
memanggil begu itu.
·
Pantang jika mengusahakan tanah mati
(tanah yang tak dialiri air).
·
Pantang untuk menginjak, melangkahi ataupun menduduki batu penghulu balang.
·
Pantang jika sedang menanam pisang, bayangan batang pisang itu
mengenai yang menanamnya.
·
Jatuh
ditepian yang berkeramat, kepala terletak sebelah hilir adalah pantang.
·
Pantang, perempuan yang sedang hamil ataupun baru
melahirkan, menghadiri upacara pemakaman orang yang mati bersalin.
·
Pantang jika pada waktu
mulai mengusahakan ladang ada perkakas ladang yang rusak.
·
Pantang mengembangkan
tikar terbalik, karena tikar orang mati
(tempat mayat) dikembangkan terbalik dan juga meletakkkan
pakaian yang tempatnya dikaki arah kepala.
·
Sewaktu menabur padi pantang memakan makan-makanan, karena waktu menjaga
burung, padi itu mungkin dibinasakan
oleh tikus, babi hutan.
·
Ketika memotong padi pantang bernyanyi-nyanyi dan bersiul-siul.
·
Pantang sekali jika kedapatan
ular didalam rumah.
·
Melihat serta mencela tanduk rumah yang sedang dipasang adalah pantang.
·
Didalam perkawinan, pantang jika kaki pengantin tersandung sewaktu berjalan dari tempatnya
biasa menuju ke tempat yang ditentukan, ataupun kepalanya terantuk.
·
Sehari sesudah
pesta perkawinan, pengantin pantang menyeberang sungai dan 4 hari lamanya pantang
meninggalkan tempat tidur.
·
Pantang mengerjakan sesuatu pekerjaan dalam keadaan terbelengkalai.
·
Ada peribahasa orang Batak Karo
yang berbunyi : "mandi pagi-pagi
beruntung, mandi tengah hari rugi,
mandi sore pulang
modal". Oleh karena itu pantang juga
mandi di siang hari.
·
Ketika
senja, pantang anak-anak yang belum berkikir dan perempuan yang sedang hamil berjalan-jalan
dipekarangan rumah untuk menerima cahaya senja hari.
·
Pantang menunjuk benang raja ( benteha ) degan
jari telunjuk.
·
Pantang menggendong tempat enau dengan bahu kiri
dan juga mengatakan "bawa banyak ikan" kepada orang yang akan mengail.
·
Pantang jika mulai bertenun
ternyata benangnya putus.
·
Jika tangan
basah kena ludah pantang menumbuk tepung untuk membuat cimpa.
·
Sedang berkikir
pantang untuk menangkap tangan tukang kikir dan
anak yang belum berkikir pantang berjalan-jalan waktu hujan yang ada sinar mataharinya.
·
Tengah menanak nasi
pantang bernyanyi atau menanggalkan tudung kepala.
·
Sewaktu
makan, pantang kalau tangkai
sendok yang dibuat dari bambu (nasi
ukat) menunjuk seseorang, mengenai orang dengan tangkai
itu, ataupun lampu mati atau
sendok itu dibawa diatas makanan
orang lain yang bakal memakannya.
·
Pantang mengambil barang-barang orang yang menderita kebakaran rumah.
·
Pantang meminta obat kepada
guru pada saat guru itu sedang memegang cangkul, parang atau api
karena obatnya menjadi tidak mujarab.
·
Pantang mempergunakan bibit padi yang dibawa ketika ada
orang meninggal.
·
Mengambil
barang-barang yang diletakkkan ditata
kuburan seperti bendera, kayu, piring, cerek, tempat bunga, gelas,
dipan.
·
Pantang pada waktu malam hari memotong kuku atau rambut ataupun
mendengar anjing melolong.
·
Pantang menyapu sebelum orang selesai
makan dan pantang juga meninggalkan
teman yang belum selesai makan.
·
Merga Ginting
pantang makan kerbau putih, belalang yang besar dan burung
yang kecil (toldik)
·
Merga Tarigan
pantang makan burung bero.
·
Merga Sembiring
pantang makan daging anjing.
·
Marga Sinulingga
pantang makan daun "dengdeng"(sejenis
daun yang bisa diulam).
·
Marga Purba
pantang membunuh ular. Marga Sukatendel pantang makan daging kerbau
putih.
0 komentar:
Posting Komentar
Berbagi Komentarnya....